Posts

Showing posts from October, 2018

Limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)

Image
Limbah B3, apa sih itu??? Yup bisa dilihat pada gambar diatas untuk symbol nya, atau bisa dilihat pada gambar dibawah ini untuk penjelasan nya. Limbah B3  adalah sisa usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun, dikarenakan sifat, konsentrasinya dan jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung. dapat mencemarkan, merusak atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup. memerlukan cara penanganan lebih khusus daripada limbah yang bukan B3, dimana perlu diolah baik secara fisik, biologi maupun kimia, sehingga menjadi tidak berbahaya atau berkurang konsenstrasi, sifat dan jumlah racun yang dikandungnya. Pengelolaan Limbah B3 ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintahan (PP) dengan history : PP No. 19 Tahun 1994, PP No. 12 Tahun 1995,  PP No. 18 Tahun 1999 (27 February 1999), dan PP No. 74 Tahun 2001 (26 November 2001) tentang Pengelolaan Limbah B3. Tujuan pengelolaan Limbah B3 adalah untu

Polimer

Image
POLIMER Polimer pada awanya berupa bahan organik natural dari tumbuh-tumbuhan atau binatang. Saat ini sudah dibuat polimer sintetis, yang pada awalnya adalah fenol formaldehid yang dikenal sebagai bakelit . Polimer sintetik organik yaitu Teknologi plastik modern menggunakan bahan yang diekstraksi dari batubara dan minyak bumi. Plastik tersusun dari molekul polimer dan bermacam-macam aditif. Polimer berupa rantai panjang yang terbentuk dengan proses polimerisasi. Monomer adalah penyusun polimer. "Mer" diartikan sebagai satuan terkecil yang berulang pada susunan polimer. Polimerisasi ada 2 jenis polimerisasi yaitu: Polimerisasi kondensasi yaitu ikatan antar molekul terjadi dari pemanasan dan penekanan dengan bantuan katalis atau inisiator. Produk reaksi, misalnya air terkondensasi, inilah asal penyebutan "kondensasi". Dalam proses ini molekul polimer tumbuh setahap demi setahap (step by step). Polimerisasi penambahan dikenal pula dengan "pertu

Keramik & Kaca

Image
KERAMIK Keramik berasal dari bahasa Yunani , "keramikos" yang berarti benda yang dibakar Umumnya keramik berupa campuran unsur logam dan non logam, sehingga terdapat ikatan ionik namun mempunyai karakter kovalen. Ditinjau dari teknologinya, keramik terdiri dari Keramik tradisional Keramik tradisional dibuat dari tanah liat atau mineral non tanah liat dan umumnya berupa oksida. Contoh : porselen, guci, piring, batu bata, kaca, keramik lantai, dll Keramik lanjut (advanced) Keramik lanjut disintesakan dengan tingkat kemurnian yang sangat tinggi, sehingga memiliki sifat mekanik, ketahanan korosi, sifat optik / magnetiknya lebih baik dari keramik tradisional Contoh : karbida (SiC & BC), borida, oksida murni (alumina, zircona, magnesia, dll), keramik magnetik, keramik piezoelectric serta keramik super konduktor.  Proses pembuatan keramik yaitu : Proses pembentukan kaca Proses pembentukan partikulat Pengepresan serbuk Keramik serbuk berupa serbuk se

Tembaga, Kuningan & Perunggu

Image
  Tembaga /Copper (Cu) Tembaga Murni memiliki sifat : Sangat Lunak, Sangat Ulet, Memiliki Penghantar Panas & Listrik yang baik  Penambahan unsur paduan dalam tembaga akan memperbaiki sifat tembaga menjadi : Meningkatkan kekuatan Bertambahnya kekerasan Meningkatkan ketahanan aus Meningkatkan ketahanan korosi  Paduan Tembaga yang penting sebagai berikut Tembaga (Cu) + Seng (Zn) → Kuningan (Brass)   Tembaga (Cu) + Timah Putih (Sn) → Perunggu (Bronze) Tembaha (Cu) + Aluminum (Al) → menjadi lebih tahan korosi, contoh : pipa penukar panas Tembaga (Cu) + Nikel (Ni) → menjadi tahan korosi air laut, contoh : pipa kondensi PLTU Kuningan Kuningan memiliki sifat : Jika ditambahkan lagi Seng (Zn) maka meningkatkan kekuatan, kekerasan & keuletan Mampu bentuk yang baik (𝛂 brass) Daya hantar panas yang baik Mampu cor baik. Contoh : terompet, keran air, alat musik tiup, cetakan kue, impeler pompa, handle pintu, sirip radiator, fitting lampu, selongson